Sabtu, 04 Mei 2013

Kesejukan Air di Grojogan Watu Jonggol-Samigaluh-Kulonprogo


Perjalanan menuju tempat wisata Grojogan Watu Jonggol ini merupakan lanjutan perjalanan saya - Uut - dan Hana dari destinasi kami sebelumnya, yaitu Air Terjun Sidoharjo. Lokasi Grojogan Watu Jonggol dan Air Terjun Sidoharjo ini memang terletak pada kecamatan yang sama yaitu kecamatan Samigaluh namun berbeda desa dan dusun. Grojogan Watu Jonggol ini terletak di dusun Nglinggo, Desa Pagerharjo. Berjarak sekitar kurang lebih 40 km dari kota Yogyakarta. Jika ditempuh dari pusat kota Jogjakarta, dapat melalui jalan Godean ke arah barat hingga melewati jembatan kali Progo. Sampai di perempatan Nanggulan belok kanan yaitu ke arah utara mengikuti jalan yang berkelok dan naik turun hingga menemui perempatan lampu merah Dekso yang ditandai dengan adanya tugu di bagian tengah simpang empat itu. Dari perempatan Dekso berbelok ke arah kiri menuju arah barat. Kami mengikuti jalan beraspal yang berkelok-kelok  ini selama kira-kira setengah jam hingga sampai pada pertigaan pasar Plono. Dipertigaan ini kami mengambil jalan ke kanan, menuju jalanan yang sedikit menanjak yang menyempit. Kami mengikuti jalan ini terus hingga menemui pertigaan yang terdapat tugu batu sebagai penunjuk jalan menuju ke Grojogan Watu Jonggo. Dari pertigaan ini kami berbelok ke arah kiri hingga tak lama kemudian tibalah kami dekat lokasi. Disana kami memarkirkan sepedamotor kami di rumah warga.

Tugu Batu pnunjuk arah menuju Grojogan Watu Jonggol
Rumah warga yang menawarkan jasa penitipan kendaraan
Dari tempat parkir warga, kami masih harus berjalan kaki melewati jalan setapak untuk menuju Grojogan Watu Jonggo. Jalanan ini cukup licin, tidak begitu lebar dan dipenuhi oleh semak belukar di sisi kanan kiri. Kami menempuh perjalanan ini kurang lebih 10 menit. Hingga dari kejauhan terdengar derasnya suara air dan sudah nampak keindahan Grojogan Watu Jonggol dari sisi sebuah tebing. Sungguh luar biasa dan begitu indah. Kami pun mempercepat langkah menuruni bukit menuju bagian bawah Grojogan Watu Jonggol.

Kondisi jalanan setapak menuju Grojogan Watu Jonggol
Pemandangan Grojogan Watu Jonggo yang nampak dari sisi tebing jalan setapak
 Mendekati lokasi Grojogan Watu Jonggol, terdapat sebuah jembatan bambu yang memisahkan antara jalan setapak yang kami lalui dengan lokasi Grojogan Watu Jonggol. Kami pun menyeberangi jembatan tersbut, dan tibalah kami di bawah Grojogan Watu Jonggo. Kami sungguh benar-benar terkagum-kadung dan sangat senang karena melihat pemandangan yang amat indah dengan airnya yang amat jernih. Kami juga sudah membayangkan betapa segarnya mandi di bawah Grojogan Watu Jonggol. Kami pun tak berlama-lama lagi langsung menaruh tas dan sandal kami di bebatuan dekat Grojogan Watu Jonggol. Langsung saya ambil kamera saya dan menuju ke Grojogan Watu Jonggol untuk mengambil gambar sementara Uut dan Hana sudah siap berpose di depan Grojogan.

Jembatan bambu yang menghubungkan jalan setapak menuju ke lokasi Grojogan Watu Jonggol
Hana dan Uut berpose di Grojogan Watu Jonggol
Setelah puas mengambil gambar, saya pun sudah tak kuat menahan hasrat untuk mandi. Segera saya dan Hana tanggalkan celana panjang kami, dan langung menuju ke bawah pancuran air dan menikmati dinginnya air terjun. Segar dan dingin, air yang jarang bisa didapatkan di perkotaan. Derasnya air terjun serasa memijit-mijir pundak saya. Saya terlena dan sangat keenakan mandi di air tejun tersebut. Mantaappppp!!!!!!! Uut yang tadinya tidak ingin mandi karena membayangkan bagaimana ganti cara berganti pakaiannya nanti pun, langsung melupakan masalah itu dan ikut merasakan siraman air terjun tersebut bersama saya dan Hana.

Mandi di Grojogan Watu Jonggol. Seger!!!
Waktu menunjukkan pukul 17.00, walaupun masih ingin berlama-lama disana, kami harus beranjak meninggalkan tempat itu sebelum gelap. Kami pun langsung mengambil pakaian ganti kamin dari tas, dan ganti pakaian di masing-maing tempat berbeda. Saya memilih untuk berganti pakaian di balik batu. Semestara Uut, dia harus memakai sarung yang saya pinjami untuk dia gunakan sebagai ruang ganti. Yah, cukup menguntungkan membawa sarung kemana-mana. Selain bisa digunakan untuk shalat, bisa juga digunakan sebagai ruang ganti portable. Hehehe
Setelah berganti pakaian, kami memulai menaiki bukit menuju lokasi parkir warga. Ternyata perlu usaha yang lebih pada perjalanan pulang, karena jalanan tadi tadi kami lalui menjadi menanjak ketika perjalanan pulang. Sesekali kami berhenti untuk mengambil nafas hingga akhirnya sampai di lokasi parkir warga. Cukup melelahkan, namun keindahan yang baru saja kami dapat seolah mengalahkan kelelahan kami. Kami pun membayar biaya parkir sebesar 3 ribu rupiah kepada warga dan mengucapkan terimakasih sebelum beranjak. Dan kami pun melaju kembali menuju kota kami, Yogyakarta.

Ketenangan dan Kesunyian Air Terjun Sidoharjo-Samigaluh-Kulonrogo


Jumat malam, baru terencana perjalanan kami ini. Melalui Watssap saya message Uut untuk mengajaknya mencari air terjun Sidoharjo di daerah Samigaluh, Kulonprogo. Dan kami menawarkan pada teman-teman yang lain, ternyata Hana juga tertarik untuk ikut. Maka berangkatlah kami hari itu, Sabtu, 4 Mei 2013 tepat pukul 11.00. Uut dan Hana berboncengan menghampiri saya di rumah. Ketika akan berangkat, tak disangka ban motor saya bocor (lagi). Entah semacam hobi atau bagaimana, setiap akan touring ban motor saya sering sekali bocor. Maka terhentilah kami di tempat tambal ban dekat rumah saya. Sembari menunggu ban ditambal, saya dan Hana menikmati sarapan 'Ketoprak' di warung dekat tempat tambal ban.

Setelah selesai menambal ban, maka berangkatlah kami menuju destinasi kami. Kami melalui jalur jalan Godean ke arah barat. Dari pasar Godean kami masih ke arah barat hingga melewati jembatan kali Progo sampai pada perempatan pertama, yaitu perempatan Nanggulan. Lalu kami berbelok ke kanan ke arah utara mengikuti jalan yang berkelok-kelok dan naik turun dikarena jalanan merupakan area perbukitan. Hingga kami sampai pada perempatan lampu merah Dekso, yang ditandai dengan adanya sebuah Tugu, kami berbelok kiri ke arah barat. Dari sini perjalanan kami masih harus ditempuh sejauh kurang lebih 13 km lagi (catatan menurut spedometer sepedamotor kami). Perjalan dari sini mulai dihiasi dengan perbukitan yang amat indah dan sungai yang mengalir di sepanjang sisi kiri kami. Menjadikan perjalanan tidak membosankan, bahkan menjadi menyenangkan. Kita mengikuti jalan ini terus, hingga menemui sebuah papan plang MTS 4 Samigaluh yang dibawahnya juga terdapat plang arah menuju air terjun Sidoharjo, kami pun berbelok ke kanan dengan jalanan yang relatif naik. Disini kami berjalan terus mengikuti jalanan dan papan penunjuk arah. Papan penunjuk arah ini dibuat oleh KKN UAD dan KKN UII. Jadi jangan khawatir akan tersesat karena disetiap percabangan jalan akan ada papan penunjuknya. 

Jembatan Kali Progo di jalan Godean yang merupakan jalur menuru Air Terjun Sidoharjo
 Sampai pada papan penunjuk terakhir yang mengharuskan kami untuk belok kiri, dan sampailah kami di tempat parkir warga. Tarif untuk menitipkan sepeda motor hanyalah Rp 2.000,- dan mobil Rp 5.000,-. Sedangkan untuk kendaraan inap dikenakan tarif Rp 5.000,-. Dari tempat parkir ini kami masih harus berjalan kaki melalui jalan setapak dengan panorama sawah dan perbukitan disisi-sisi kami, kami menempuh perjalanan kira-kira 1km menuju lokasi. Dan tibalah kami di lokasi air Terjun.

Rumah warga tempat menitipkan kendaraan kami
Papan penunjuk arah menuju Air Terjun Sidoharjo


Pemandangan yang sangat indah, kami dihadapkan pada tebing setinggi 75m didepan kami. Seperti berada pada sebuah cekungan tersembunyi dan privasi. Sedikit disayangkan, air terjun sedang sedikit surut karena sudah 3minggu kota Jogja tidak diguyur hujan sehingga air sedikit kering. Namun hal ini tidak mengurangi keindahan air terjun tersebut. Disini terasa sangat sunyi dan tenang. Benar-benar serasa milik pribadi. Hanya dijumpai 2 wisatawan lain yang tengah asyik mengambil gambar, dan juga 4 bocah yang sedang mandi di air terjun. Bocah-bocah ini berenang sambil terkadang memanjat tebing dan melakukan loncat indah. Seakan tak mau kalah, kami pun menceburkan kaki kami ke dalam air. Dan ohh,, rasanya sangat sejuk.. :)

Berpose di depan Air Terjun Sidoharjo
Disini kami menghabiskan waktu dengan berfoto, memakan bekal kami, dan juga bermain air. Kurang lebih 1,5jam kami habiskan waktu kami di tempat ini. Diiringi dengan gemercik air terjun serta kicauan burung dan suara serangga sekitar, kami  menikmati keindahan alam dan juga ketenangan serta kesunyian air terjun di tempat ini. Dan setelah ini, kami masih akan melanjutkan perjalanan kami meuju destinasi selanjutnya, Grojogan Watu Jonggol yang lokasinya masih di Kecamatan Samigaluh-Kulonprogo.

Bocah penduduk sekitar sedang bermain dan mandi di Air Terjun Sidoharjo

Jumat, 03 Mei 2013

Menilik Aneka Satwa di Taman Safari 2, Prigen-Jatim


Ini adalah sebuah perjalanan wisata bersama sahabat-sahabat Gardep 42. Ditengah kesibukan 'ngeshift' kami yang padat, kami ingin menyempatkan lliburan barang sehari. Dan kesempatan itu datang ketika sahabat saya Puspa, memiliki bayak tiket gratis yang tidak dimanfaatkan oleh keluarganya dalam acara touring bersama yang diadakan oleh Koperasi dimana ia dan keluarganya menabung ke Taman Safari 2 di Prigen, Jawa Timur. Keluarga Puspa pun dengan baik hati memberikan tiket tersebut untuk Puspa dan teman-temannya, dan alhasil 11 personel terkumpul untuk bertamasya ke Jawa Timur. Formasi kami terdiri dari saya -Puspa - Martin - Menik- Ipeh - Hamdan - Amy - Tifa - Farah - Mbak Muti - dan Mas Yoyo.
Tanggal 20 Januari 2012 tepatnya pukul 20.00 kami berkumpul di rumah Puspa yang terletak di daerah Prambanan. Keluarga Puspa amat baik, bahkan sampai menawarkan kami makan malam 'Ayam Goreng Mbok Berek', dan dengan lahapnya seperti tidak pernah makan enak, kami makan dengan lahapnya. Pukul 22.00, kami diantar oleh keluarganya Puspa menggunakan mobil ke base point pemberangkatan. Kami pun naik ke dalam bus pariwisata yang masih baru, yang memilih duduk di deretan belakang. Maklum anak muda.. hehe
Malam itu kami lalui dengan ngobrol, bercanda, foto-foto bersama, dan akhirnya terlelap sementara  bus masih terus melaju membawa kami ke tujuan destinasi.

Suasana malam di dalam bus Pariwisata saat perjalanan menuju Taman Safari 2, Prigen-Jatim
Bumi berputar mendekati waktu subuh. Pukul 04.00 subuh kami singgah di Masjid Muhammad Cheng Ho di daerah Pandaan Kabupaten Pasuruan. Sudah tak begitu jauh lagi dari tujuan destinasi kami. Disini kami diperkenankan untuk menjalankan ibadah salah Subuh bagi yang muslim. Sementara yang lain juga bisa cuci muka, mandi, atau  berganti pakaian. Sekitar pukul 06.00 kami melanjutkan perjalanan kami langsung menuju ke Taman Safari 2.

Berpose di depan Masjid Muhammad Cheng Ho Pandaan-Pasuruan
Tak beberapa lama, walaupun dengan kondisi sedikit padat karena banyaknya antrian, akhirnya kami tiba ditujuan. Yeahh, Taman Safari! Tanpa harus turun dari bus, kami beserta rombongan langsung dibawa masuk ke dalam lokasi taman satwa. Luar biasa. Dari dalam kaca bus, kami memandangi dan mengamati hewan-hewan yang ada dari sisi kiri maupun kanan. Banyak sekali hewan yang dapat dilihat. Mulai dari yang kecil, sampai yang besar. Dari yang jinak sampai yang buas. Berbagai macam unggas, harimau, kanguru, jerapah, zebra, dll banyak sekali dapat diamati. Dilatarbelakangi hutan, taman, bahkan pepohonan pinus yang menambah indah panorama, mereka melakukan berbagai macam aktivitas mulai dari tidur, berlarian, dan bahkan mencoba kawin. hehehehe.. Selama kuang lebih 1 jam kami dibawa berkeliling mengamati satwa-satwa yang ada dan menikmati panorama hutan yang indah.

Pemandangan Taman Satwa Taman Safari 2 dari dalam bus.
Setelah puas berkeliling taman satwa dengan pus pariwisata, akhirnya bus ini berhenti di area parkir. Dan selanjutnya kami dipandu menuju taman rekereasi Taman Safari 2. Di taman ini terdapat banyak wahana, permainan, dan pertunjukan. Ada Puri Hantu, Pertunjukan Dolphin, Wahana Sepeda Udara, Go Car dan juga Waterboom. Asekkk, inilah yang saya suka. Kmi pun sepakat untuk membeli tiket all access seharga 20ribu rupiah berupa gelang yang dipakai di tangan. Tanpa berlama-lama kami pun mencoba wahana-wahana yang ada, baik wahana outbond maupun yang wahana berair.

Tiket all access berupa gelang seharga 20ribu
Salat satu wahana permainan sepeda udara yang ada di Taman Safari 2
Setelah puas menikmati wahana permainan yang ada, kami langsung menuju ke area Waterboom. Kami pun langsung berganti pakaian untuk berenang. Unfortunatelly Amy dan Tifa ga bawa pakaian ganti sama sekali dan kokoh Martin gak bawa celana kolor untuk dipakai berenang, akhirnya kokoh Martin pun membeli celana renang yang sangat minimalis di toko souvenir yang disediakan. Then, kita semua menikmati 'bermain-dalam-air' bersama-bersama kecuali Amy dan Tifa. Mereka hanya nonton dan sesekali ikut berfoto bersama. Kami menikmati wahana sliding yang ada dan mencobanya berulang-ulang sampai puas rasanya. 

Waterboom Taman Safari 2
Menjelang sore, kami pun selesai bermain di Waterboom. Kami lalu bilas dan berganti pakain di ruang ganti. Sembari menunggu teman-teman yang sedang bilas, beberpa dari kami mampir ke toko souvenir untuk membeli oleh-oleh khas Taman Safari. Ada kaos, topi, stiker, dll yang bercorak satwa-satwa Taman Safari. Setelah semua selesai bilas dan berbelanja, kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju kantin untuk makan siang. Kami berpencar untuk mencari makanan favorit masing-masing. Harga makanan di sini cukup mahal, sekitar Rp 20.000, namun apa boleh buat, energi sudah banyak terkuat setelah puas bermain seharian. 
Setelah makan siang, hal terakhir yang kami lakukan di sana adalah melihat pertunjukan Dolphin. Kami langsung menuju teater dolphin yang sudah ramai dipadati pengunjung.Penonton dihibur oleh atraksi-atraksi dolphin yang memukau dan kadang jenaka.

Teater tempat pertunjukan Dolphin yang dipadati penonton
Dan finally, perjalanan kami terhenti sampai disini. Kami dan seluruh rombongan diminta untuk masuk ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan. Bus itu pun melaju membawa kami kembali ke kota kami tercinta, Yogykarta. Terimakasih untuk Puspa yang sudah merelakan tiketnya untuk saya dan teman-teman sehingga tercipta perjalanan yang luar biasa ini. Perjalanan yang akan selalu saya kenang bersama sahabat-sahabat gardep 42.
Gardep 42

Amazingly Karimunjawa, Warna-Warni Panorama Bawah Laut



Kali ini perjalanan saya bersama teman-teman SMA saya yang terdiri atas saya-Uut-Muti-Presti-Cachu-Joko-dan Zein, melanglang buana sampai pada kepulauan bagian utara pulau Jawa, tepatnya sebelah utara Kabupaten Jepara, yaitu Kepulauan Karimunjawa. Dalam perjalanan kali ini, kami memutuskan untuk menggunakan jasa tour agent. Setelah meng-arange jadwal dengan tour agent nya, pada tanggal 23 Juli 2010 pukul 21.00 kami berkumpul dirumah Muti sebagai base point keberangkatan kami. Kami akan melakukan perjalanan menuju pelabuhan Kartini, Jepara menggunakan Travel. Kami menyewa 1mobil travel seharga 450ribu, sehingga 1 orang iuran 65 ribu untuk biaya travel. Pukul 23.00 travelnya datang. Sebuah mobil caravan merk Daihatsu Zebra, yang artinya seat kedua bagian tengah itu BOLONG! Kami pun menaiki mobil tersebut dengan formasi Zein di seat depan bersama supir, saya-Cachu-Joko di seat belakang, dan Muti-Presti-Uut di seat tengah. Dan Uut lah yang menjadi korban kursi bolong pada seat kedua. Di tengah perjalanan Uut sampai-sampai rela tidur dibawah jok mobil saking tidak nyamannya. *LOL
Perjalanan kami cukup lancar, hanya saja mobil sempat mogok di sekitar semarang dikarenakan air radiator mobil yang kami tumpangi habis, but so far kami selamata sampa pelabuhan Kartini Jepara pada sekitar pukul 04.00 dinihari.

Keadaan di sekitar pelabuhan cukup sepi, namun terlihat juga beberpa backpaker yang ingin berpetualang di kepulauan Karimunjawa sama seperti kami. Akhirnya kami menggembel duduk di luar kantor pelabuhan menunggu datangnya jam 7pagi, waktu janjian kami dengan touragentnya. Kami habiskan waktu kami sambil makan, ngobrol, dan bercanda.
Nggembel di Pelabuhan Kartini-Jepara
Sekitar pukul 07.00 tour agent kami datang. Dia adalah mas Yogdi dari Solo, ditemani sahabatya mas Zuki. Kami pun melunasi biaya perjalanan kami pada touragentnya. For your information,  kami mendapat harga yang extremely murah, 300ribu per orang all in, except food. Untuk tambah biaya makanan selama di Karimunjawa, kami dikenakan biaya tambahan sbesar 50ribu rupiah. Cukup Murah :)
Pukul 08.00 kami semua pun melanjutkan perjalanan menyeberangi laut jawa utara dengan menggunakan kapal feri ekonomi KMP Muria. Perjalanan kami memakan waktu 6jam dari pelabuhan Kartini Jepara hingga Karimunjawa. Di dalam kapal itu terasa panas, mual, dan membosankan, namun semua terbayarkan setelah kami sampai di kepulauan karimunjawa. Rasa lelah secara mendadak hilang seketika. Kami tiba di pelabuhan sekitar pukul 14.30.
Di dalam kapal KMP Muria
Tiba di dermaga Karimunjawa
Selanjutnya kami berjalan kaki menuju penginapan. Kebanyakan penginapan di Karimunjawa adalah rumah-rumah penduduk yang disewakan, namun juga ada beberapa hotel yang tersedia. Penginapan kami adalah sebuah rumah sederhana dengan 2buah kamar tidur, 1ruang tamu, 1 ruang tengah, dapur, dan 1 kamar mandi. Dan dalam rumah ini kami berbagi dengan rombongan mahasiswa UI Jakarta. Karena mereka juga menggunakan jasa mas Yogdi sebagai tour agent mereka. Setelah beramah tamah dengan pemilik rumah dan rombongan dari UI tersebut, kami masuk kedalam kamar untuk menata barang-barang kami. Ya, 1 kamar tersebut akan dihuni orang 7manusia dengan gender yang  berbeda alias cowok-cewek campur. Untungnya ada 2 buah kasur di dalam kamar. 1 kasur untuk pria, dan 1 kasur untuk wanita, jadi amaannnn... hehehe.
Setelah selesai menata barang bawaan kami, kami berencana melakukan jalan sore keliling pulau. Kami pun berjalan menuju pelabuhan kapal-kapal nelayan yang ada di sebelah barat alun-alun Karimunjawa. Kami menikmati indahnya sunset di Karimunjawa sembari mengambil foto-foto untuk diabadikan.

Menikmati sunset dari dermaga
Keesokan harinya, kami bangun pukul 06.00 dan mulai antre untuk mandi. Setelah sarapan pagi, pada pukul 08.00 kami menuju dermaga untuk memulai kegiatan snorkeling. Kami pun sudah dibekali peralatan snorkeling berupa sepatu katak, pelampung, kacamata snorkeling, dll. Kami lalu dibawa ke tengah laut dan diberhentikan pada sebuah titik snorkeling. Kami semua lalu disuruh menceburkan diri ke laut. Dan woowww.. Pemandangan bawah laut yang amat luar biasa. Begitu berwarna dan begitu indah. Dihiasi berbagai macam spesies ikan dan hewan laut berbagai rupa. Tak bosan-bosan kami membenamkan muka kami ke dalam laut untuk memandang panorama bawah laut yang begitu luatb biasa. Sekitar satu jam Snorkeling di spot itu, kami lalu beranjak ke kapal menuju ke pulau Menjangan Kecil. Disana, kami melewatkan waktu bermain pasir yang luar biasa putih di tepi pantai, sambil bermain air dan mencari fosil-fosil laut yang ada. Menjelang tengah hari, kami masih melewatkan waktu di pulau ini dengan membakar ikan bersama-sama untuk disantap sebagai menu makan siang. So yummy..

Snorkeling

Suasana di atas perahu
Bermain pasir pantai di Pulau Menjangan Kecil
Setelah kenyang menyantap santapan siang, kami kembali menuju kapal untuk diberangkatkan. Tujuan kami selanjutnya adalah pulau Cemara besar. Namun sebelumnya kami diantar terlebih dahulu ke spot snorkeling selanjutnya untuk menikmati pemandangan bawah laut di sisi lain. Panorama bawah air di titik ini sangat indah, bahkan melebihi keindahan di spot pertama. Terumbu karang nya lebih variatif dan lebih berwarna-warni. Sungguh mempesona. 
Setelah lelah melakukan snorkeling, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju pulau Cemara Besar. Di pulau ini terdapat batuan  besar-besar mirip seperti yang ada di Kepulauan Bangka-Belitung. Kami pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikan momen tersebut ke dalam gambar.

Batuan di pulau Cemara Besar.
Setelah kunjungan ke pulau Cemara besar, selesailah perjalanan hari ini. Kami lalu berlayar menuju dermaga dan berjalan menuju penginapan. Malamnya, kami sempatkan mampir ke Alun-alun Karimunjawa untuk mencicipi jajanan disana.
Keesokan harinya pukul 08.00 pagi perjalanan kami dilanjutkan kembali. Sama seperti hari sebelumnya, hari ini kami akan mengunjungi beberapa pulau, dan snorkeling di beberapa spot lagi. Pertama-tama kami diterjunkan ke sbuah spot snorkeling. Tak bosan-bosan nya kami berenang kesana-kemari memandangi terumbu karang dan berbagai spesies hewan laut yang amat cantik. Indah tak terlupakan. Seanjutnya kami berlayar menuju pulau Tengah. Disana kami menghabiskan waktu bermain pasing pantai sembari membaka ikan untuk makan siang. Di pulau ini terdapat terdapat dermaga yang juga terdapat bangunan apung di tengah laut. Dalam bangunan itu, dijajakan makanan gorengan dan juga es kelapa muda. So tasty :)



Keindahan Pulau Tengah






Setelah puas menyantap makanan di pulau Tengah, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Pulau Menjangan Besar. Disini terdapat kolam penangkaran hiu dan tukik. Tanpa basa-basi kami langsung menceburkan diri ke dalam kolam, berenang bersama ikan hiu. Agak sedikit ngeri sebenarnya, tapi inilah sensasinya berenang bersama hiu. Di kolam ini juga kami menemukan bintang laut yang amat besar. Matahari sudah hampir terbenam di ufuk barat, dan penelusuran kami menjelajah kepulauan Karimunjawa berakhir di petang ini. Kami kembali ke penginapan untuk membersihkan diri dan makan malam.
Mas Yogdi (kiri) - Saya (kanan)
 Berenang bersama ikan hiu, tukik, dan bintang laut di Pulau Menjangan Besar
Malamnya kami menyempatkan diri berkunjung ke sentra penjualan oleh-oleh khas Karimunjawa. Kami membeli berbagai macam oleh-oleh. Mulai dari kaos, kalung, gelang, hiasan kerang, makanan khas, rumput laut kering, dll. Harga oleh-oleh disini bisa dikatakan relatif cukup murah.
Keesokan harinya, kami berangkat meninggalkan homestay menuju dermaga Karimunjawa. Disana kapal feri KMP Muria sudah menunggu kami untuk diboyong menuju tanah Jawa lagi. Sungguh liburan yang teramat sangat menyenangkan dan tak akan terlupakan. Keindahannya, keramahannya, akan selalu membuat saya pribadi ingin kesana lagi suatu hari nanti. Good bye KarJaw, I'll see u soon :)

Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul, Keindahan dalam Hamparan Karts BatuGamping



Kali ini merupakan ide dari teman saya Muti untuk melancong ke Air Terjun Sri Gethuk. Sebuah air terjun yang terletak di kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Berbekal sedikit makanan dan semangat berlibur, hari itu Sabtu, 4 Februari 2012 dengan personel saya-Uut-Muti-Brian-Onid-Cachu&gebetan barunya berangkat menuju lokasi wisata Air Terjun Sri Gethuk. Kami melalui jalur jalan Wonosari. Setelah melewati bukit bintang, perempatan menuju Dlingo masih lurus terus ke arah Wonosari. Hingga perempatan lampu merah menuju kawasan hutan Wanagama, kami masih mengambil jalan lurus. Setelah itu terdapat pertigaan lampu merah, kami berbelok kanan mengikuti jalan dan papan penunjuk jalan ke arah air terjun Sri Gethuk.

Mendekati lokasi air terjun, jalanan semakin menyempit dan yang tadinya berupa jalan aspal kini berubah menjadi jalanan tanah berbatu kecil-kecil. Hingga pada akhirnya kami tiba di lokasi, kami memarkirkan sepeda motor kami di area parkir yang disediakan. Dari area parkir tersebut kami masih harus berjalan kaki kira-kira setengah kilometer menuruni lereng hingga sampai di tepi sungai. Dari tepi sungai tersebut barulah kita harus menggunakan transportasi sungai berupa kapal tongkang yang disediakan oleh penduduk sekitar sebagai sarana transportasi menuju lokai air terjun Sri Gethuk. Untuk menaiki kapal tongkang tersebut, setiap pengunjung dikenakan biaya sebesar 5ribu rupiah untuk perjalanan pulang-pergi. 

Sarana Tansportasi Kapal Tongkang menuju Air Terjun Sri Gethuk

Disitu tidak ada pengunjung lain selain kami. Alhasil kami bertujuh naik dalam 1 kapal menuju ke lokasi air terjun. Disepanjang perjalanan menuju air terjun, kami disuguhi pemandangan yang sangat mempesona seperti air terjun kecil yang jatuh diatas karts batugamping. Selain itu sisi kanan kiri sungai juga dihiasi oleh karts batugamping dengan perlapisannya yang seperti kue lapis. Sungguh indah.

Pemandangan air terjun kecil-kecil sepanjang perjalanan menuju kair terjun Sri Gethuk

Kurang lebih 10menit, kami sampai di lokasi air terjun. It's really beautiful. Tak berlama-lama lagi, kami langsung turun dari kapal tongkang dan langsung mendaki karts batuan gamping menuju ke tepian air terjun. Aliran dari air terjun sangat deras. Sehingga kecil kemungkinan aman untuk digunakan mandi. Disana kami duduk, berfoto ria, sambil menikmati keindahan alam air terjun Sri Gethuk. :)

Berpose di Air Terjun Sri Gethuk

Sebuah memori yang tak terlupakan, hingga akhirnya waktu mengharuskan kami untuk pulang. Kami dijemput kembali dengan kapal tongkang dan diantar sampai ke tepian sungai dekat tempat parkir. Lalu kami berjalan kaki naik menuju ke tempat parkir dan kembali menuju kota Yogyakarta tercinta.


Dokumentasi kunjungan ke air terjun Sri Gethuk